Burung puyuh bukan jenis ternak konvensional. Tapi penggemukan dan telur burung puyuh ternyata bisa menjadi usaha skala kecil dengan biaya murah dan efisiensi produksi tinggi. Keuntungan lain, bisa meningkatkan asupan protein untuk keluarga petani.
Potensi nilai ekonomi dari usaha ternak burung puyuh yang dikembangkan di Kamerun, Afrika sebagai komparasi peternakan puyuh di Indonesia. Pada awal tahun 2009 sampai sekarang, peneliti dari Kementerian Industri Peternakan dan Perikanan,
lembaga swadaya masyarakat yang menjalankan proyek “Dukungan Untuk Ternak Non konvensional”, dan Institut Penelitian untuk Pengembangan Pertanian mengembangkan buku panduan dan pelatihan usaha ternak burung puyuh. Ini adalah bagian dari program pengembangan peternakan untuk memperbaiki taraf kehidupan di pedesaan Kamerun. Salah satu desa yang berpartisipasi menjadi desa percontohan adalah Desa Soppo Besar.
Di desa ini ada kelompok remaja bernama “Link-Up Afric” yang dipimpin
Chesi Andreas. Kelompok ini memulai usaha ternak burung puyuh mulai April 2009. Modal awalnya adalah 50 ekor burung puyuh jantan, 150 betina, dan sebuah mesin tetas dengan kapasitas 1000 butir dan konsumsi daya 100 watt.
Untuk menampung burung-burung puyuh itu, kelompok ini membangun kandang kayu berukuran: lebar 1 meter, panjang 2 meter, dan tinggi 2 meter. Di dalamnya diberi 3 sekat dan dindingnya terbuat dari kawat ayam. Satu ruang untuk indukan pembibitan, satu ruang untuk indukan petelur, dan satu lagi untuk anak-anak puyuh.
Agar hasil maksimal, kepadatan di dalam kandang harus dijaga sekitar 40—
80 ekor per meter persegi. Suhu kandang juga sebaiknya tidak lebih rendah dari
150C. Pada minggu ke empat kelompok remaja ini berhasil memanen 876 butir telur yang selanjutnya ditetaskan. Lamanya waktu penetasan adalah 16— 20 hari.
Belajar dari Proses Saat melakukan penetasan, kelompok remaja ini belajar bahwa telur yang dibuahi secara baik oleh pejantan memiliki peluang menetas lebih besar,
sekitar 80—95%. Selain itu, telur yang dihasilkan dari perkawinan sedarah atau kesalahan pengoperasian mesin tetas bisa menyebabkan cacat fi sik pada anak puyuh (peluangnya sekitar 10—20%).
Baca Juga: Pedoman Pembibitan Burung Puyuh Tepat Guna
Baca Juga: Keberhasilan dan Keuntungan Ternak Burung Puyuh Pedaging dan Petelur
Baca Juga: Tips Usaha Ternak Puyuh Pemula dan Desain Kandang Modern
Baca Juga: Pertumbuhan Puyuh Lebih Maksimal dengan Cahaya Monokromatik
Baca Juga: Pertumbuhan Puyuh Setelah Pemberian Tepung Kunyit pada Pakan
Baca Juga: Pembagian Keuntungan dan Permodalan Budidaya Burung Puyuh
Baca Juga: Ternak Burung Puyuh Tak Biasa Menguntungkan
Baca Juga: Tips Kandang Indukan Puyuh dan Kandang Burung Puyuh Dewasa
Baca Juga: Kandang Puyuh Petelur Semi Modern dan Tingkatkan Produksi Telur
Baca Juga: Cara Sukses Budidaya Burung Puyuh Petelur Secara Modern
Baca Juga: Membaca Peluang Usaha Ternak Puyuh
Baca Juga: Dana Hibah Pelaku Usaha 2017 Tanpa Syarat
Baca Juga: Bentuk Bantuan Pendanaan dan Mekanisme Penyalurannya
Baca Juga: Bentuk Pembiayaan Dana Bantuan
Baca Juga: Sasaran Dana Dari Lembaga Bantuan Hibah
Baca Juga: Mekanisme Penyaluran Dana Oleh Lembaga Donor
Baca Juga: Contoh Proposal Dana Bantuan Budidaya Ikan
Baca Juga: Akses Lembaga Donor Dana Hibah Untuk Pelaku Usaha dan Organisasi
Baca Juga: Daftar Lembaga Penyedia Dana Pembiayaan
Untuk memperoleh hasil tetas yang baik, telur butuh disinari 16—18 jam sehari.
Lingkungan sekitar dan perlakuan pada burung puyuh juga harus dijaga agar kondusif. Misalnya kandang dan burung tidak boleh dipindahkan terlalu sering, lokasi kandang sebaiknya jauh dari sumber kebisingan, jangan terlalu sering membuka dan menengok kandang, serta jadwal pemberian pakan yang teratur. Untuk pakan puyuh, kelompok
remaja ini membuat sendiri denganbahan-bahan yang tersedia di desa mereka.
Misalnya remukan jagung, ampas kedelai, dan tulang ikan serta tulang. Mereka juga belajar bahwa ada perbedaan komposisi pakan untuk burung puyuh pedaging dan petelur.
Untuk pedaging, komposisi protein dalam pakannya adalah 15—20%, sementara untuk petelur harus mencapai 25—30%. Keberhasilan dan Keuntungan Pada Desember 2009 pengecekan rutin menunjukkan bahwa kelompok ini berhasil menetaskan 3862 ekor anak puyuh. Persentase keberhasilannya adalah 30,5%. Tren produksi mereka terus meningkat, dan kelompok ini optimis, bahwa pada populasi 2000 ekor burung puyuh, mereka akan mencapai target panen telur 300 butir per hari.
(Jendela Dunia Usaha)
Copyright © 2013 HT Theme. powered by agrousaha.com
0 comments